Rabu, 20 Juli 2011

Elang Di Ujung Pelangi (chapter 6)

Aku ingin berenang.
Aku tau ini hal paling tolol dan paling sembrono yg pernah ku lakukan karna aku memang tak bisa berenang. Pikiran itu membuatku tersenyum. Kepedihan itu mulai mereda, seakan-akan tubuhku tau bahwa Elang masih peduli padaku, dan akan hadir ketika aku tenggelam nanti...

Aku berlari menuju tebing dan berencana akan terjun dari tebing itu ke laut di bawahnya. Laut terdengar sangat dekat, bahkan lebih dekat daripada sebelumnya. Aku melihat ke bawah membayangkan suhu air yg pasti sangat dingin. Tapi aku takkan membiarkannya menghentikanku.

Aku melangkah ke pinggir tebing, mengarahkan mata ke ruang kosong di hadapanku. Jari-jari kakiku meraba-raba ke depan tanpa melihat, mengusap-usap pinggir batu begitu menemukannya. Aku menahan nafas dalam-dalam dan menahannya...menunggu.

"Pelangi."
Itu suara Refo, dia nyata tepat di belakangku. Sial, dia menemukanku.

Aku tersenyum dan menghembuskan nafas. "Ya?" aku tidak menjawab dengan suara keras.

"Jangan lakuikn ini," pintanya. "Please."

"Tapi dia udah gak peduli aku lagi, dan dia gak mau tinggal disini ama aku lagi." aku mengingatkannya.

"Please..." hanya kata itu yg terus Refo ucapkan, dia tak mendekatiku.

Aku membungkuk dan bertumpu pd jantung kakiku.

"Jangan, La!" Refo marah sekarang.

Aku tersenyum dan mengangkat kedua lenganku, seakan-akan hendak terjun. Dan aku melemparkan tubuhku dari tepi tebing. Aku menjerit saat tubuhku melayang di udara terbuka, tapi jeritanku adalah jeritan kegembiraan, bukan takut.

Beberapa detik kemudian, Refo menyusulku. Saat itulah arus air menangkapku. Aku akan teggelam. Aku sedang tenggelam.

"Berenanglah terus!" Refo memohon dgn panik sambil berenang menuju ke arahku, berusaha menangkapku.

"Kemana?" desahku puas.

"Hentikan itu!" perintahnya. "Jangan berani-beraninya kamu nyerah, La!"

Tapi aku tak mendengarkan kata-katanya. Apa gunanya? Toh Elang sudah benar-benar pergi.

"Berjuang, La!" teriak Refo. "Sialan, Pelangi, berjuanglah terus."

Kenapa?
Aku tidak ingin berjuang lagi. Badai begitu kuat mendorongku semakin jauh dari tempat dimana Refo berenang. Aku nyaris bahagia karna semua ini akan berakhir, dan aku tak ingin berjuang lagi. Wajar saja ia marah, karna aku menyerah.

"Gak! Pelangi, gak!" Teriakan Refo begitu jauh.

Arus menang saat itu, mendorongku dgn kasar membentur benda keras. Dan benda itu menyeretku semakin dalam ke dasar laut yg gelap.
Selamat tinggal, aku cinta kamu, Elang. Adalah hal terakhir yg aku pikirkan. Dan setelah itu aku tak sadarkan diri.

Tak tau apa yg terjadi, dan saat itulah kepalaku menyembul ke permukaan. Sungguh membingungkan, padahal aku yakin aku tenggelam.
Sial, Refo berhasil menyelamatkanku.

Dan aku tertidur pulas, setelah kejadian yg memacu adrenalin itu. Aku tau Refo ada disampingku, menemaniku.
Refo tertidur di sofa sebelah ranjangku.

Aku harus bangkit, setidaknya utk minum. Tapi tubuhku ingin terus berbaring disini. Alih-alih bergerak, aku malah memikirkan film drama Romeo Juliet.

Aku bertanya-tanya dlm hati, apa yg akan Juliet lakukan kalau Romeo meninggalkannya karna kehilangan minat? Dan bagaimana bila Juliet juga mencintai Paris? Tidak sebesar cintanya pada Romeo, tentu saja. Hanya sampai Juliet ingin agar Paris bahagia juga?
Aku menempatkan diriku sebagai Juliet, Elang adalah Romeonya, dan Refo itu Paris, sungguh tolol.

Seandainya Elang benar-benar takkan kembali, adakah bedanya jika aku menerima cinta Refo atau tidak? Mungkin seharusnya aku mencoba mengais kembali kepingan-kepingan hidupnya yg masih tersisa. Mungkin itulah hal yg paling mendekati kebahagiaan yg bisa ku raih.

Aku mendesah, aku terlalu jauh menghayati kisah itu. Romeo pasti kembali. Itulah sebabnya orang-orang masih mengenang namanya, slalu di kaitkan dgn nama kekasihnya, Romeo dan Juliet. Itulah sebabnya kisah itu indah.
"Juliet dicampakan dan akhirnya bersanding dgn Paris" itu takkan pernah menjadi hits.

Dan itulah sebabnya aku masih menunggu Elang, walau Refo ada disini bersamaku.


*****
Masih Menunggu Elang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar